Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh
Sejak pertama
kali menstruasi, jadwal menstruasi saya memang tidak teratur. Setiap bulannya
pasti maju atau mundur antara 5-7 hari. Pada waktu masih bekerja sering kali
saya telat haid hingga 14 hari. Hal ini berlanjut sampai setelah saya menikah.
Pernah sekali saya telat hingga 3 minggu dan sudah ge-er kalo saya positif
hamil. Namun ketika di cek hasil TP nya negatif dan dua hari kemudian datanglah
tamu bulanan tersebut.
Sejak saat itu saya tidak mau ke-geer-an kalo telat haid dan
terburu-buru TP. Telat 1-2 minggu sudah hal biasa bagi saya. Mungkin karena
pengaruh stress pekerjaan dan fisik yang terlalu lelah. Alhamdulillah sejak
berhenti bekerja siklus haid lebih teratur dari sebelumnya. Kalaupun telat
paling lama 7 hari dari bulan sebelumnya.
Usia pernikahan kami yang sudah lebih dari 2 tahun
menimbulkan pertanyaan dari orang-orang sekitar kami. Pertanyaan-pertanyaan
“Sudah isi atau belum?”, “Kapan nih hamil, si A sudah x bulan lho”, “Eh kamu KB
yah kok masih belum hamil si?”, atau “Sudah periksa ke dokter belum, coba
periksa ke dokter”. Setiap kali bertemu dengan orang yang kami kenal pasti
mereka bertanya kepada kami kenapa saya tak kunjung hamil. Lelah kadang ketika
harus menjawab pertanyaan mereka. Saya tahu itu salah satu bentuk perhatian
mereka kepada kami, namun adakalanya juga membuat kami merasa tertekan dengan
pertanyaan-pertanyaan tersebut. Lama-lama kami sudah terbiasa dengan pertanyaan
yang sama, yang kadang hanya kami jawab dengan senyuman.
Anak adalah salah satu rezeki terbesar dari Alloh. Kapan
waktunya pun Alloh sudah menentukan. Kami hanya pasrah dan terus berikhtiar
semoga kami diberikan keturunan. Kisah Nabi Zakariya yang tak kunjung mendapat
keturunan dan terus bersabar dan berdo’a kepada Alloh yang tertulis dalam surat
Ali Imran menjadi pelipur lara untuk kami. Kisah Maryam yang melahirkan Isa
padahal Maryam adalah wanita yang menjaga kesuciannya menjadi semangat untuk
kami.
Alhamdulillah, sejak berhenti bekerja dan siklus haid mulai
teratur saya lebih tenang. Walaupun kadang masih mundur hingga satu minggu. Sampai
bulan Oktober 2016 si tamu bulanan masih rutin datang. Jadwal mudik saya
mengunjungi orang tua pun masih 2 minggu sekali. Tanggal 27 November saya
menghadiri acara pernikahan teman SMK di Purwokerto. Karena kelelahan mungkin
si tamu yang pada bulan Oktober datang tanggal 28 dibulan November tanggal yang
sama belum datang juga.
Sempat ngomong sama suami kok aku belum haid juga ya. Dan
suami menjawab dengan candaan, mungkin telat kali kan emang kamu biasa telat
haidnya. Baiklah, saya pun ikut santai tidak memikirkan hal ini. Tanda-tanda
perut mules seperti mau haid muncul dan hilang. Beberapa hari setiap malam saya
terbangun untuk buang air kecil. Padahal selama ini saya jarang sekali
terbangun dari tidur hanya untuk buang air kecil.
Telat hingga 9 hari saya minta tolong suami untuk membelikan
TP dua sekaligus untuk tes esok paginya. Suami yang tadinya enggan untuk
membeli akhirnya menuruti permintaan istrinya. Setel alarm untuk besok pagi.
Siapkan TP saat buang air kecil. Tanggal
8 Desember memberanikan TP dengan mata masih kiyip-kiyip menahan kantuk.
Menunggu sebentar muncul satu garis sangat
jelas, tak lama kemudian muncul satu garis lagi yang masih tipis.
Setengah ragu-ragu juga senang saya tunjukkan pada suami yang masih ngantuk
juga. Agak lama kami bengong memandangi hasil TP tersebut. Alhamdulillah,
akhirnya Alloh memberikan kesempatan saya untuk hamil. Tanggal 9 Desember kami
ke bidan untuk mengecek apakah benar saya positif. Dan alhamdulillah tes di
bidan juga menunjukkan positif dan usia kehamilan pada saat itu 5-6 minggu.
Kehamilan ini menjadi kado terindah kami di usia pernikahan 2 tahun 7 bulan.
Alhamdulillahi bi ni’mathi tatimush shalihat. Sampai hari ini saya masih
menyimpan berita bahagia ini dari teman-teman kami.
Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh.
Salam,
-Resti-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar