Selasa, 21 Februari hujan rintik-rintik hingga intensitas
sedang mengguyur seharian. Matahari sempat memancarkan sinarnya namun hanya
sebentar. Dilanjutkan gerimis hingga malam harinya. Kalau hujan dan hawa dingin
itu maunya ngemil terus bener engga si? Atau itu hanya berlaku buat aku saja
hehe. Aktivitas di luar rumah juga tidak dapat leluasa seperti biasanya.
Seharian itu tidak banyak aktivitas yang saya lakukan. Pengen
membuat donat atau sekedar roti goreng tak ada bahan-bahan yang tersedia. Hanya
ada tepung sisa untuk menggoreng pisang hari kemarin. Jadilah seharian mati
gaya mau ngapain. Buka blog, blogwalking, browsing-browsing warna cat rumah (karena kebetulan ada rencana mau
mengecat rumah kontrakan). Suami juga kebetulan pulang agak terlambat dari
kantornya.
Membuka kulkas masih ada stok tempe dan ada daun bawang. Jadilah
sore hari sebelum suami sampai rumah saya menggoreng tempe mendoan. Teman-teman
pasti sudah sering mendengar mendoan. Tentunya sudah sangat familiar untuk
masyarakat kabupaten Banyumas dan sekitarnya. Mendoan adalah makanan khas dari
Purwokerto selain keripik tempe yang keduanya sama-sama berbahan dasar kedelai.
Sekarang mendoan tak hanya dapat di jumpai di Banyumas saja karena daerah
sekitar Banyumas juga ada yang menjajakan mendoan.
Suami pulang kerja sepiring mendoan dan secangkir teh hangat
sudah tersaji di meja. Sore yang sendu ditutup dengan menyantap mendoan dan
secangkir teh. Mendoan ini dapat dinikmati dengan sambal kecap, saus sambal,
maupun hanya dengan cabai yang langsung digigit ketika menyantap mendoan. Buat teman-teman
yang penasaran dengan mendoan boleh juga ketika sedang melewati kota Purwokerto
mencicipi mendoan serta makanan khas lainnya seperti keripik tempe, gethuk
goreng, nopia atau soto Sokaraja. Mendoan, keripik tempe dan gethuk goreng, dan
nopianya juga dapat dijadikan oleh-oleh untuk kerabat dan teman.