Assalamualaikum teman blogger..
Bagaimana kabar teman-teman hari ini? Semoga kia semua
selalu diberi nikmat kesehatan oleh Alloh Swt. Sehingga semakin meningkatkan
rasa syukur kita terhadap Alloh Swt. Aamiin
Kali ini saya akan sharing mengenai Long Distance Married.
Mungkin teman-teman sering menyebutnya LDM. Kalo muda-mudi yang (maaf)
berpacaran menyebutnya dengan sebutan Long Distance Relationship (LDR).
Keduanya sama saja intinya hubungan jarak jauh. Jauhnya seberapa? Tergantung
yang menjalaninya. Hehehe...
Saya termasuk sedang menjalani Long Distance Married. Sejak
menikah 1,5 tahun yang lalu saya dan suami tinggal dikota yang berbeda. Kalo
yang sudah pernah membaca blog ini, saya pernah bercerita di postingan
sebelumnya. Ya kalo ada yang mau baca res. *jitak pake palu. Kenapa saya dan
suami berjauh-jauhan setelah menikah? Hal ini dikarenakan pada saat menikah
saya juga sedang menempuh pendidikan pada salah satu perguruan tinggi di
Purwokerto. Pada saat itu saya juga masih mempunyai tanggung jawab sebagai
karyawan pada perusahaan swasta.
Saya bekerja di perusahaan tersebut sejak lulus SMK.
Alhamdulillah lulus sekolah langsung diterima kerja sebagai bagian administrasi
penjualan. Setahun berlalu saya juga mendaftar kuliah dan mengambil jurusan
Manajemen Informatika. Agak melenceng memang dari bidang kerja saya. Namun
tekad saya saat itu adalah yang penting saya kuliah, menimba ilmu dan menambah
pengalaman.
Pada saat kuliah saya dipertemukan dengan seorang lelaki
bertanggung jawab (yang sekarang menjadi suami). Sejak berkenalan dia memang
sedang mencari jodoh dan berniat serius untuk menikah. Betapa beruntungnya saya
dipertemukan dengan laki-laki sebaik dia. Mungkin suami senyum-senyum
sendiri membaca tulisan ini. Tak lama kemudian kami menikah dan sampe saat
ini kami masih menjalani long distance. Suami pulang seminggu sekali saat
weekend. Bedanya suami hanya 5 hari kerja sedangkan saya 6 hari kerja.
Setidaknya saya beruntung bisa bertemu seminggu sekali.
Karena teman saya sendiri menjalani LDM dan bertemu dengan suami 2 bulan sekali
di karenakan suaminya bekerja diluar pulau. Lagi-lagi saya diingatkan agar
banyak bersyukur. Selama ini kami enjoy menjalaninya. Mungkin karena kami belum
dikaruniai momongan jadi belum terlalu repot. Kalo sudah punya anak mungkin
saya maunya deket-deket sama suami hehehe.
Sesibuk apapun aktivitas kami, kami selalu menyempatkan
waktu untuk berkomunikasi. Bertukar foto sebagai penawar rasa kangen. Kalo
sudah mendekati weekend rasa bahagia berlipat ganda hehehe. Saat bertemu kami
bertukar cerita apa yang kami kerjakan selama bekerja. Itu salah satu bentuk
quality time kami. Apapun jika dijalani dengan senang hati maka tak ada beban
yang mengganjal baikk hati maupun pikiran. Walaupun sekarang kami enjoy menjalani
hubungan jarak jauh, namun kami tetap berharap pada saatnya nanti kami akan
berkumpul dan membangun keluarga kecil kami bersama-sama.
Salam,
-Resti-